Rehabilitasi Irigasi Tangerang Diduga Bermasalah
Tangerang, PojokJurnal.Com - Dengan mengangut semangat percepatan, pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah upaya dalam rangka mendorong investasi untuk beragam sektor terkait infrastruktur. Perbaikan dalam regulasi, fiskal, dan kelembagaan telah dilakukan guna mendorong pencapaian milestones proyek prioritas.
Penyediaan infrastruktur di Indonesia berjalan lambat karena adanya kendala di berbagai tahapan proyek, mulai dari penyiapan sampai implementasi. Secara keseluruhan, lemahnya koordinasi antara pemangku kepentingan sering kali mengakibatkan keterlambatannya pembangunan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur dan Pengelolaan sistem Irigasi Primer dan Sekunder Pada Daerah Irigasi penting bagi kehidupan masyarakat, dengan adanya Rehabilitasi Irigasi Tangerang memperbaiki kinerja jaringan irigasi yang ada sehingga tersedianya sarana dan prasarana irigasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pengairan bagi pertanian.
Namun, tim kajian Persedium Peduli Bangsa-Aliansi Peduli Banten Provinsi Banten menilai dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Irigasi Tangerang, yang berlokasi di Bojong Renged, Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran 2024 Bersumber dari APBN Provinsi Banten yang menelan anggaran Rp.3.695.726.866 waktu Pelaksanaan 150 Hari Kalender Pelaksana CV.BATAVIA BENTENG DEJAYA SELAKU Kuasa Penggunaan Anggran Dinas PUPR Provinsi Banten, diduga bermasalah.
Muhamad Humaedi, Sekjen Persedium Peduli Bangsa Aliansi Peduli Banten saat ditemui dilokasi Kegiatan Rehabilitasi Irigasi Tangerang ( 28 Juli 2024 ) mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan Pemantauan dari awal Kegiatan Pelaksanaan Rehabilitasi Irigasi Tangerang, seperti kita lihat dibeberapa Boplang atau Titik Pemasangan tidak adanya Galian dan tidak adanya Backup air tanpa dibuatkan tanggul aliran atau rekayasa Pengalihan air sehingga posisi pekerjaan Pemasangan Saluran irigasi Tergenang air,” Ucap Humaedi.
Tampak terlihat dibeberapa titik batu ditumpuk diduga tidak sepenuhnya menggunakan campuran adukan Semen Pasir. Untuk menutupi hal tersebut pekerja segera menutupi dengan melakukan finishing, disamping itu juga, tidak adanya K3 serta tidak adanya Rambu-rambu Lalin dengan membiarkan bahan Material di Bahu jalan tampa adanya Rambu Lalin yang meresahkan bagi Pengguna Jalan.
Tidak terlihat adanya Direksikit, kami menduga bahwa pelaksanaan Rehabilitasi Irigasi Tangerang, tidak sesuai dengan Perencanaan dan RAB, pelaksanaan dikerjakan pada Malam hari, dokumentasi dan Hasil pantauan kami selama ini kami akan jadikan Dasar kajian,” Ungkapnya.
( Ju ) salah satu Pekerja dalam Kegiatan Rehabilitasi Irigasi Tangerang membenarkan bahwa di beberapa Boplang atau Titik Kegiatan tidak di gali terlebih dahulu. Malah sudah kami Tegor agar dilakukan Penggalian dengan kedalaman 60 Cm, memang tidak satu gerup dengan Kami jumlah pekerja ada 20 Orang,” Pungkasnya.
(Red)
Posting Komentar