Diduga Raup Pendapatan Puluhan Juta Per Bulan, BK-LSM Lebak Minta Penegak Hukum Tindak Tegas Pengusaha Voucher Wifi Illegal
Lebak - Pojok Jurnal.Com Maraknya penjualan voucher wifi diduga illegal di wilayah Kabupaten Lebak, disikapi serius oleh Badan Koordinasi Lembaga Swadaya Masyarakat (BK-LSM) Kabupaten Lebak. Pasalnya, berdasarkan hasil pantauan dan investigasi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa pengusaha nakal yang memperjualbelikan voucher wifi, diduga menyalahi peruntukan, dengan meraup pendapatan hingga mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini diungkap Mamik Selamet, Kordinator BK-LSM Lebak, Sabtu, 25 Mei 2024.
"Hasil pantauan kami, terdapat beberapa pelaku usaha yang disinyalir menggunakan jasa layanan telekomunikasi Indihome milik PT.Telkom, dimana mereka manfaatkan akses layanan telekomunikasi tersebut dengan cara memperjualbelikan kembali layanan tersebut kepada Masyarakat luas dalam bentuk wifi voucher dan paket penjualan lainnya secara beragam, sehingga pendapatan yang mereka raup mencapai hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya" ungkap Mamik Selamet, Kordinator BK-LSM Lebak.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, para pengusaha nakal tersebut, diduga telah menyalahi peruntukan dan tidak mengantongi dokumen kelengkapan perizinan yang semestinya.
"Mereka sebenarnya sudah mengetahui bahwa kegiatan tersebut diduga menyalahi aturan, tetapi karena nilai keuntungan yang mereka dapat sangat menggiurkan, konsekwensinya pun tetap mereka abaikan, ditambah lemahnya pengawasan, dan adanya oknum, cenderung memberikan keleluasaan bagi mereka untuk memanfaatkan jasa layanan telekomunikasi yang diberikan oleh perusahaan BUMN tersebut demi meraup keuntungan pribadi secara berlipat" tambahnya.
Maka untuk itu menurut Mamik, pihaknya mendorong kepada instansi terkait, untuk menyelidiki maraknya penjualan wifi voucher, khususnya di Wilayah Kabupaten Lebak yang tidak mengantongi izin resmi.
"Kami meminta agar instansi terkait, segera menyelidiki masalah ini, sebab jika hal ini terus dibiarkan, sama halnya kita turutserta membiarkan dan memperlancar dugaan curang dan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum pengusaha nakal dengan memanfaatkan jasa layanan telekomunikasi milik PT.Telkom, demi meraup keuntungan pribadi, Insya Allah secepatnya kami akan bersurat" pungkasnya.
Terpisah, salah satu pengelola usaha penjualan voucher wifi berinisial "A" yang memanfaatkan jasa layanan telekomunikasi milik PT.Telkom, membenarkan bahwa usaha yang digelutinya tersebut menyalahi aturan. Namun saat ditanya soal izin usaha, dirinya berkilah bahwa saat ini sudah beralih menjadi perusahaan dengan nama perusahaan yang mengantongi izin resmi.
"Kalo dulu memang benar kang, saya juga mengakui lah ada pelanggaran, tetapi sejak satu tahun ke belakang, kami sudah pindah ke salah satu provider, dan sudah mengantongi izin resmi" ungkap "A" saat memberikan klarifikasinya kepada pengurus BK-LSM Lebak, Sabtu, 25 Mei 2024.
Disinggung soal pelanggaran yang sudah terjadi dan nilai keuntungan yang diperoleh, "A" tak menampikan permasalahan tersebut.
"Bukan hanya kami aja kang, masih banyak yang lain juga yang menggunakan layanan Telkom dan menjualnya kembali, meski pun pendapatan besar, tapi kami juga kan ada beban yang harus dibayar, termasuk biaya bulanan (abodemen) dan juga pekerja" sambungnya.
Informasi yang dihimpun awak media di lapangan, "A" merupakan wakil dari "D" yang merupakan bos yang memperjualbelikan voucher wifi dan paket penjualan data layanan internet secara beragam. Dalam menjalankan aksinya, mereka menggunakan layanan indihome sebagai sumber internet milik PT.Telkom, dengan menggunakan perangkat Hardware tambahan seperti mikrotik, router acces point dan perangkat lainnya sebagai server, untuk memperluas jaringan wifi hingga ke tingkat user atau pengguna layanan wifi voucher, yang dijual dengan harga bervariasi, antara 2000, 3000, 5000, dan paket lainnya yang ditawarkan.
(Red )
Posting Komentar